Selasa, 02 Juni 2009

Menikmati Sejarah dan Arsitektur Gedung Sate


Tempat yang anda wajib kunjungi apabila anda mengunjungi Kota Bandung, tentu saja adalah ikon dari kota kembang ini! Gedung Sate, siapa pun pasti tahu tempat bersejarah yang terletak di pusat Kota Bandung ini. Gedung Sate yang juga menjadi kantor pemerintahan Gubernur Jawa Barat memiliki daya tarik tersendiri sehingga hampir semua wisatawan yang datang ke Kota Bandung dipastikan berpose di depan gedung ini. Pesona Gedung Sate memang terlalu sayang apabila dilewatkan, karena selain indah, gedung ini merupakan salah satu bangunan top arsitektur Indonesia. Selain itu, daya tarik sejarah yang terekam di setiap sudut gedung itu bisa menjadi suatu pengalaman wisata sejarah bagi siapa saja yang masuk ke dalamnya.


Dahulu, Gedung Sate dirancang oleh arsitek Belanda Ir. J. Gerber dari Jawatan Gedung-gedung Negara (landsgebouwendients), dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari: Kol. Genie (Purn.) V.L. Slor dari Genie Militair, Ir. E.H. De Roo dan Ir. G. Hendriks yang mewakili Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang dan Gemeentelijk Bouwbedriff (Perusahaan bangunan Kotapraja) Bandung. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nona Johanna Catherina Coops, putri sulung Walikota Bandung B. Coops yang didampingi Nona Petronella Roeslofsen yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia pada tanggal 27 Juli 1920.

Bangunan yang selesai dibangun pada 1942 ini dinamakan Gedung Sate karena sebuah ornamen yang terlihat seperti tusuk sate di puncak menara utamanya. Mengadopsi gaya arsitektur era Renaissance Italia, Gedung Sate dinilai memiliki rancangan yang beda dari yang lain pada zamannya. Misalnya saja, pada bagian tengah terdapat menara bertingkat yang mirip dengan atap meru atau pagoda yang jarang dijumpai pada bangunan lain ketika itu. Seperti gedung-gedung lain yang dibangun pada masa itu, Gedung Sate juga memiliki sifat-sifat simetris, dimana sayap kiri dan sayap kanan Gedung Sate sama persis. Ornamen-ornamen yang menghiasi gedung ini juga sangat berciri era Renaissance Italia yang terlihat pada lengkung-lengkungnya yang teratur dan berulang-ulang, jendela-jendela berukuran besar, serta atapnya yang menjulang tinggi.

Ruang depan

Memasuki Gedung Sate dari pintu utamanya, anda akan disambut oleh seperangkat alat musik gamelan Sunda yang tertata apik di depan ruangan yang biasa digunakan untuk menerima tamu kenegaraan. Sayap kanan dan kiri Gedung Sate yang sama persis dibiarkan kosong, hanya pada saat acara tertentu saja, arena tersebut digunakan. Di lantai dua, terdapat ruang kantor Gubernur Jawa Barat beserta wakilnya dan juga ruang sekretaris pribadi gubernur.

Ruangan di sayap kiri Gd. Sate

Ruangan Gubernur

Gedung yang sehari-harinya digunakan sebagai kantor pemerintahan ini lebih terlihat seperti museum daripada kantor. Di beberapa dindingnya, terpajang lukisan-lukisan kuno, seperti lukisan Gedung Sate zaman dulu, lukisan Sultan Agung Tirtayasa, dan lainnya. Di lantai tiga, ada sebuah museum mini yang berisikan benda-benda tua yang dulunya terpajang di Gedung Sate, juga ada foto-foto para pejabat tinggi zaman dulu dan foto para pendiri Gedung Sate. Suasana dalam museum tersebut cukup lembab dengan cahaya yang temaram karena jarang dikunjungi. Museum ini biasanya hanya diperuntukkan bagi tamu-tamu kenegaraan. Naik ke tingkat selanjutnya, kita diajak untuk melihat pemandangan kota Bandung dari teras terbuka di lantai empat. Dari sini kita bisa melihat hamparan kota Bandung dan segala bangunan yang berdiri di sekeliling Gedung Sate, termasuk Monumen Perjuangan yang tepat berdiri di seberang lapangan Gasibu depan Gedung Sate. Dahulu, ketika pemerintahan berada di tangan Belanda, semua bangunan tinggi di Kota Bandung tidak diizinkan melebihi tinggi menara Gedung Sate.

Museum

Pemandangan dari puncak Gd. Sate

Di puncak menara Gedung Sate, terdapat sebuah ruangan kaca yang biasa digunakan untuk menjamu tamu kenegaraan. Berada di ruangan ini, mata kita juga dimanjakan dengan pemandangan kota Bandung. Di dalamnya, selain terdapat kursi-kursi, juga terdapat bel tua yang dulunya diletakkan di halaman Gedung Sate. Dulu, saat akan terjadi perang, maka bel ini akan dibunyikan untuk memberi tanda bagi warga di penjuru kota. Tetapi, sekarang bel tersebut hanya dibunyikan setiap tanggal 10 November untuk memperingati hari pahlawan.

Ruangan di puncak Gedung Sate

Gedung Sate memang tidak dibuka untuk umum, tetapi jika anda ingin menikmati pengalaman berkeliling Gedung Sate, anda bisa saja datang pada hari libur karena pada hari biasa, anda hanya akan menjumpai aktivitas kantor pemerintahan. Karena tidak dibuka untuk umum, maka jika anada ingin masuk ke dalamnya, anda tinggal meminta izin pada petugas keamanan atau humas yang bertugas. Biasanya, petuhas keamanan akan bersedia mengantarkan anda berkeliling Gedung Sate hingga ke menara puncaknya. Petugas tersebut juga akan menceritakan pada anda seluk beluk Gedung Sate. Penasaran untuk menjelajah Gedung Sate sendiri? Atau penasaran dengan sejarah Gedung yang menjadi ikon Kota Kembang ini? Maka telusuri sendiri setiap sudut Gedung Sate ketika anda mengunjungi Kota Bandung dan rasakan pengalaman wisata sejarah yang tak terlupakan!

11 komentar:

Dimas Dito mengatakan...

wow.. gedung sate dengan segala kenangan sejarahnya dan segala keangkerannya. ngeri tapi itulah sejarah kita.. penuh klenik ....

Jurnal Persib Online mengatakan...

udah pernah naek ke atas menara belum? hahaha..sebagai tambahan, anda bisa lihat catatan saya di facebook, judulnya ekspedisi ke situs-situs bersejarah di jawa barat (bagian satu)

jalanjalanyuk mengatakan...

pernah dong naik ke puncak menaranya...tuh ada fotonya...

Anonim mengatakan...

ihwaw, bisa jadi referensi..
bagus juga infonya, jadi ngilerr... :D

POPCORN mengatakan...

cara yang tepat mempelajari sejarah memang dengan jalan-jalan :D

jalanjalanyuk mengatakan...

that's right!
bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya!!

Anonim mengatakan...

susah ga ya masuknya klo rombongan gtu??? perlu izin khusus??

jalanjalanyuk mengatakan...

kalau rombongan memang perlu ijin untuk masuk ke gedung sate ini. Bisa hubungi humas untuk masuk ke sini..

dode mengatakan...

berapaan biaya untuk dikasi petugasnya klo masuk mbak?


warm regard,

.dode.

Annisa Prasetio mengatakan...

wow nice post!

Azahra Kartarajasa mengatakan...

Woww.. Bandung sungguh indah,
tp warga Bandung nya sendiri susah pengen liat scara langsung.....

sgala nya di persulit...

Posting Komentar