Berlibur megunjungi tempat wisata tak hanya sekedar hura-hura. Dengan mengunjungi tempat wisata, kita bisa menambah pengetahuan kita sendiri. Di Kampung Seni dan Wisata Mangalyang, kita bisa berwisata dan menambah pengetahuan kita tentang kesenian dan kebudayaan asli Manglayang.
Kampung Seni dan Manglayang terletak di Jalan Cijambe, Cinunuk, Cileunyi, Bandung. Kampung Seni dan Manglayang ini sendiri dirintis oleh Kawi dan istrinya sejak tahun 2005. Pada 29 Agustus 2007 lalu, Kampung Seni ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat sebagai sarana wisata budaya.
Lahan seluas 1,8 hektar ini dibangun menjadi sebuah tempat wisata budaya secara pribadi oleh Kawi dan dibangun untuk kepentingan budaya secara umum. Menurut Kawi, Kampung Seni dan Manglayang ini dibangun karena ada kegelisahan Kawi terhadap kebudayaan barat yang terus berkembang di Indonesia sedangkan kebudayaan asli Indonesia yang semakin lama semakin hilang. “Biar anak-anak juga akrab dengan budaya mereka sendiri”, ujar Kawi.
Pakalang Umbul : Tempat pertunjukan tari
Di Kampung Seni ini, pengunjung bisa bermain aneka permainan anak-anak seperti enggrang, gasing kayu, congklak, dan bebentengan. Pengunjung juga dapat berlatih keterampilan dan kebudayaan Manglayang. Selain itu, di Kampung Seni dan Wisata Manglayang, menyediakan beberapa saung. Saung-saung ini seperti saung ruing untuk tempat berkumpul dan mengobrol, saung pintunan sebagai tempat pertunjukkan dan saung kerajinan sebagai tempat penyimpanan dan memerkan hasil kerajinan.
Saung Lesung
Topeng Hasil Kerajinan
Menurut Kawi, Kampung Seni dan Wisata Manglayang ini dibangun dengan konsep desa wisata. Kampung Seni dan Wisata Manglayang sendiri dibagi menjadi empat bagian. Pada bagian atas mencerminkan seni religi dan budaya agraris, sesuai dengan budaya Manglayang. Bagian tengah merupakan bagian kesenian sebagai tempat pertunjukkan, tempat berlatih, dan menerima tamu. Pada bagian depan bawah merupakan arena bermain anak. Bagian samping atau sawah merupakan budaya alam. Pada perkembangan ke depan, pengunjung akan diajak untuk belajar menanam padi dan membajak sawah di kawasan budaya alam mini.
Saung Kesenian
Secara rutin, Kampung Seni dan Wisata Manglayang juga menampilkan pertunjukkan setiap Malam Minggu atau Sabtu malam. Pertunjukkan tersebut seperti wayang golek, benjang, dan ketuk tilu. Setiap tanggal 29 Agustus, Kampung Seni dan Wisata Manglayang mengadakan upacara pelumbungan padi sebagai ungkapan rasa syukur dan pesta panen. Pada upacara ini terdapat beberapa pertunjukkan seperti wayang golek dan benjang.
Untuk masuk ke sini, anda tidak perlu merogoh kocek anda alias gratis. Namun untuk rombongan dari suatu instansi akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 1.500.000,00 per rombongan dengan jumlah peserta tak terbatas.
Berkunjung ke Kampung Seni dan Wisata Manglayang ini tidak hanya mendapatkan suasana desa yang asri dan teduh. Di sini, kita juga mendapatkan ilmu dan pengetahuan mengenai seni dan kebudayaan asli Manglayang. “Itu yang kita inginkan. Pengunjung datang ke sini dan mereka pulang dengan membawa sesuatu yaitu ilmu dan pengetahuan tentang budaya kita”, ujar Kawi.
Jumat, 05 Juni 2009
Belajar Budaya di Kampung Seni dan Wisata Manglayang
17 komentarDiposting oleh jalanjalanyuk di 12.10
Label: budaya, kampung seni, manglayang
Kamis, 04 Juni 2009
Belum Belanja, Belum ke Bandung Namanya!
22 komentarBelum lengkap rasanya berkunjung ke Bandung belum menikmati wisata belanja di sana. Ya, selain objek wisata yang banyak ditemui di Bandung, Bandung merupakan surga bagi penggemar baju, sepatu, dan makanan!
factory outlets
Jika anda ingin mendapatkan baju berkualitas dengan harga terjangkau, anda tak perlu ragu untuk melangkahkan kaki anda ke factory outlet yang tersebar di Bandung. Beberapa di antaranya dapat anda jumpai di Jalan Djuanda, Jalan Setiabudhi, atau sekitar Jalan Riau Bandung. Belum puas berbelanja di situ? Anda dapat mengunjungi Gedebage. Ya, di Gedebage ini anda bisa mendapatkan baju impor dengan harga murah meriah, mulai dari Rp 5.000 sampai ratusan ribu rupiah. Jika anda beruntung, anda bisa mendapatkan baju, sepatu, atau tas dengan merek ternama dunia. Walaupun tempatnya agak kumuh, tak mempengaruhi kualitas barang yang didagangkan. Baju-baju disini bisa dibilang selalu up to date dengan trend yang sedang menjamur, makanya banyak warga Bandung sendiri yang sering berbelanja disini. Dan jangan lupa, pilih barang dengan teliti agar tidak mengecewakan anda jikalau ada cacat pada baju atau tas yang anda pilih.
Baju-baju koleksi Gd.Bage
Suasana di Gd.Bage
Selain Gedebage, kita juga dapat mengunjungi pusat sepatu di Jalan Cibaduyut, Bandung. Di sini, anda bisa memperoleh sepatu produk lokal yang tak kalah dengan sepatu merek luar negeri. Tak hanya sepatu, di sini anda juga bisa mendapatkan tas dan boneka lucu produk lokal. Harga barang di sini pun cukup terjangkau. Tas produk lokal bisa anda dapatkan dengan harga Rp 40.000 sampai Rp 100.000 sedangkan tas import bisa anda dapatkan dengan harga Rp 90.000 sampai Rp 200.000. Sepatu produk lokal di Cibaduyut ini juga bisa anda dapatkan dengan harga Rp 40.000 sampai Rp 200.000. Tak hanya itu, di sini juga menyediakan sepatu kulit asli. Sepatu kulit untuk pria dibandrol dengan harga Rp 250.000 sampai Rp 425.000.
Koleksi Sepatu dan Tas di Cibaduyut
Cibaduyut memang pilihan tepat bagi anda yang gemar mengoleksi sepatu. Di sini tersedia berbagai jenis sepatu. Anda tak perlu ragu untuk membeli sepatu di Cibaduyut ini karena beberapa sepatu lokal ini sudah ada yang diekspor ke luar negeri.
Berbeda dengan yang lain, wisata belanja yang ditwarkan Cihampelas walk memiliki atmosfer yang berbeda. Atmosfer yang berbeda tersebut akan kita dapatkan sejak kita memasuki pintu masuk. Mall dengan konsep baru ini memang dibangun di area terbuka. Cihampelas Walk berada di area belanja busana (tepatnya pusat toko jeans) jalan Cihampelas Bandung yang sejak lama telah terkenal sebagai salah satu tujuan wisata baik lokal maupun mancanegara.
Dari Cihampelas Walk, hiruk pikuk suasana jalan Cihampelas yang berbaur antara deretan toko dan kemacetan kendaraan, tak akan terasa. Di dalam kawasan yang berbeda, cantik dan bersih ini pengunjung akan lebih nyaman untuk berbelanja. Dengan kondisi demikian, Cihampelas Walk tidak semata-mata menjadi pusat belanja akan tetapi dapat juga menjadi tempat wisata. Sebagai penunjangnya, Cihampelas Walk juga dilengkapi dengan lahan parkir yang cukup luas yang dapat menampung kurang lebih 800 kendaraan. Untuk para wisatawan, disediakan pula lahan parkir khusus untuk bus pariwisata yang dapat menampung kurang lebih sebanyak 8 buah bus.
Cihampelas Walk atau CiWalk telah menjelma bukan hanya sebagai tempat berbelanja (retailing) atau tempat makan (restaurant dan food court), namun juga sebagai tempat Entertainment yang nyaman. Kesegaran udara dan suasana yang asri serta didukung oleh tata letak yang rapi telah membuat Cihampelas Walk ramai dikunjungi pengunjung baik dari daerah Bandung sendiri ataupun dari luar Bandung. Sebagai salah satu ikon pariwisata, Cihampelas Walk juga turut membantu untuk menjadikan Kota Bandung sebagai Kota Pariwisata. Nah, berhubung Ciwalk ini merupakan pilihan wisata belanja kelasnya beberapa tingkat di atas Cibaduyut maupun Gedebage, maka sudah barang tentu harga-harga yang ditawarkan pun jauh berbeda. Disini, bagi anda yang berkantong tebal tentu tak menjadi masalah.
Tak hanya sepatu dan baju, Bandung juga terkenal dengan brownies nya. Yah, panganan legit ini memang sudah menjadi oleh-oleh wajib dari kota Bandung. Salah satunya adalah Brownies Kukus Amanda. Kue yang resep awalnya dibuat oleh Ibu Sumiwiludjeng ini menjadi populer karena rasanya yang mampu membuat siapa pun jatuh cinta. Bolu cokelat ini diberi nama brownies kukus karena teksturnya yang mirip kue brownies. Perbedaannya dari kue-kue bolu biasa, terletak pada tengah-tengah kue yang diberi lapisan cokelat lezat yang memikat. Selain itu, adonan kue yang pas membuat Brownies Kukus Amanda menjadi tiada duanya.
Brownies Amanda dengan berbagai topping
Saking larisnya, kini Brownies Kukus Amanda semakin berinovasi dengan kue andalannya ini. Topping aneka rasa telah berhasil menjadi pilihan-pilihan favorit penyukanya. Terdapat pilihan rasa cheese cream, blueberry, tiramisu, dan choco marble sebagai topping. Karena hanya topping, maka Anda tidak akan kehilangan rasa brownies original yang terdapat di bagian bawah.
Di Bandung, Anda dapat dengan mudah menemukan Brownies Kukus Amanda, karena di pinggir jalan kota Bandung banyak pedagang yang menjajakannya. Tapi lebih baik, Anda langsung membeli di gerai resmi Amanda, karena rasa dan kualitas lebih terjaga. Harganya pun akan lebih murah jika membelinya di gerai resmi Amanda, yakni sekitar Rp19.500,00 sampai dengan Rp29.500,00 per loyang. Gerai-gerai resmi Amanda terletak di Jalan Lodaya No. 8, Jalan Purwakarta, dan Jalan Dr Otten. Sedangkan, pusatnya berada di JaIan Rancabolang No 29, Margahayu, Bandung.
Selain menjual kue brownies unggulan Bandung tersebut, gerai Amanda juga menjual bermacam-macam kue-kue kering maupun basah yang tak kalah enaknya. Nama Amanda yang berarti Anak Mantu Damai ini juga berhasil menjadi trade mark standar panganan enak di kota Bandung.
Diposting oleh jalanjalanyuk di 19.40
Label: amanda, brownies kukus, cibaduyut, ciwalk, factory outlet, gedebage, wisata belanja
Pesona Perahu Terbalik di Tangkuban Perahu
8 komentar
Siapa yang tak tahu legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi? Legenda percintaan ibu dan anak yang berujung malapetaka ini akan selalu menjadi trade mark cerita rakyat Jawa Barat, karena cerita tersebut konon katanya merupakan asal mula dari Gunung Tangkuban Perahu. Anda pasti taka asing lagi kan dengan gunung yang satu ini? Karena tak afdol rasanya jika sudah jauh-jauh ke Bandung, tapi tak mampir ke wisata alam yang satu ini!
Gunung setinggi 2.048 meter di atas permukaan laut ini memang meyimpan sejuta pesona yang tak kalah dengan gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia. Dinamakan Tangkuban Perahu karena bentuknya yang mirip perahu terbalik. Kata ‘tangkuban’ berarti ‘terbalik’ dalam bahasa Sunda. Lokasi Tangkuban Perahu ini sendiri yakni sejauh ± 30 km dari Kota Bandung, terletak di desa Cikole yang sejuk dan asri. Memasuki kawasan Tangkuban Perahu, anda akan disambut dengan hamparan hutan yang anda dapat menikmati udara yang sejuk. Dari atas Tangkuban Perahu, anda akan mendapatkan pemandangan Kota Bandung yang indah.
Menurut sejarah, gunung ini pernah meletus pada tahun 1910 sehingga tercipta sebuah kawah yang mengepulkan asap belerang. Ada beberapa kawah yang menawarkan keindahan, yaitu Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Lanang, Kawah Baru, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian, dan Paguyangan Badak. Tetapi, yang paling banyak dikunjungi wisatawan yaitu Kawah Ratu, Kawah Domas, dan Kawah Upas.
Kawah Ratu merupakan kawah terbesar di gunung ini, bentuknya seperti mangkuk raksasa yang besar dan dalam. Saat cuaca cerah, kita pun dapat melihat dinding dan dasar dari Kawah Ratu. Kawah Upas, yang jaraknya sekitar ± 1,5 km dari Kawah Ratu memiliki bentuk yang datar dan cukup dangkal sehingga ditumbuhi pepohonan liar di salah satu sisi dasarnya. Lain lagi dengan Kawah Domas, kawah yang satu ini bentuknya berupa cekungan yang mengeluarkan sumber air panas. Di sumber air panas itu, anda dapat membasuh bagian-bagian tubuhand, karena kandungan belerangnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Anda juga bisa merebus telur lho di sumber air panas ini, cukup dengan merendam telur yang anda bawa selama 10 menit, maka anda sudah bisa menikmati “telur rebus made in Tangkuban Perahu”. Jalan menuju kawah-kawah ini tidak terlalu sulit, karena sudah tersedia jalan setapak antara satu kawah dengan kawah lainnya. Selain itu anda juga dapat menikmati pemandangan kebun teh yang asri di lereng Gunung Tangkuban Perahu.
Kawah Ratu
Keistimewaan lain yang dapat anda nikmati yaitu saat anda berjalan-jalan meniti kawah demi kawah, anda dapat berbelanja berbagai pernak-pernik khas Tangkuban Perahu sebagai oleh-oleh, ada boneka, kaos, serbuk belerang, pernak-pernik dari batu, kalung, gelang, pohon bonsai atau bahkan alat musik angklung. Ada juga pedagang makanan, seperti ketan bakar dan buah strawberry yang dapat menemani anda menikmati keindahan kawah. Atau jika anda malas berjalan kaki, anda bisa menyewa kuda untuk anda tunggangi. Harga yang harus dibayar, anda bisa bernegosiasi sendiri dengan sang empunya kuda karena tergantung sejauh mana anda ingin menunggangi kuda.
Akses untuk menuju Tangkuban Perahu, tidak terlalu sulit, dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika anda datang dengan kendaraan umum, maka dari Kota Bandung, anda tinggal naik angkot yang menuju Terminal Ledeng, selanjutnya disambung dengan angkot jurusan Pasar Lembang. Turun di Pasar Lembang, lalu disambung dengan angkot jurusan desa Cikole. Angkot Cikole ini hanya akan mengantarkan anda hingga gerbang depan kawasan Tangkuban Perahu. Dari situ, ada angkutan yang akan membawa anda langsung ke bibir kawah! Masalah ongkos angkutan, biasa langsung dinegosiasikan dengan si supir, tetapi rata-rata anda akan dikenai Rp 15.000 – Rp 30.000 per orang. Eits..eits..sebelumnya anda juga akan dikenai biaya Rp 8.000 untuk ongkos masuk Tangkuban Perahu. Mulai dari situ, anda bisa langsung menikmati panorama indah yang ditawarkan alam pasundan.
Sumber : http://www.wisatamelayu.com/
Diposting oleh jalanjalanyuk di 18.51
Label: Tangkuban Perahu, wisata alam
Menikmati Alam di Kawah Putih
15 komentar
Berwisata sambil mengagumi keindahan alam memang menyenangkan. Bandung tidak hanya menwarkan wisata belanja semata. Wisata alam eksotiknya pegunungan pun ditawarkan Bandung. Salah satunya adalah Kawah Putih, Ciwidey.
Kawah Putih merupakan danau kawah dari Gunung Patuha. Kawah Putih ini memiliki ketinggian 2.194 meter di atas permukaan laut. Kawah Putih ini terletak sekitar 46 km dari Kota Bandung atau 35 km dari Soreang.
Pemandangan di Kawah Putih dan airnya yang berwarna hijau kebiru-biruan menjadi daya tarik tersendiri bagi Kawah Putih. Tak heran jika banyak orang yang banyak mengunjungi objek wisata yang satu ini, meskipun hawa di Kawah Putih ini dingin dan bau belerang yang cukup menyengat.
Pemandangan alam yang indah di Kawah Putih ini membuat pengunjung betah untuk menikmati suasana di sini. Suasana sejuk dan pemandangan alam yang indah, membuat suasana seperti ini sayang untuk tidak diabadikan. Karena itu, jangan lupakan kamera anda jika anda hendak berkunjung ke Kawah Putih.
Kawah Putih ini dikelilingi dengan dinding bukit yang terjal dan di bagian lainnya agak landai seperti pantai. Di bagian laindai inilah, kita dapat berjalan dan menyentuh air kawahnya. Air kawah yang berwarna hijau kebiru-biruan ini memiliki keunikan tersendiri. Warna air kawahnya bisa berubah-berubah tergantung pada kandungan mineral saat itu.
Kawah Putih dapat dicapai dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Jika anda naik angkutan umum, maka anda harus ke terminal Leuwi Panjang terlebih dahulu. Dari terminal Leuwi Panjang, anda bisa naik bus atau kendaraan umum L300 ke Ciwidey. Setelah naik bus atau kendaraan L300, anda bisa naik angkutan pedesaan tujuan Situ Patengan ke pintu gerbang objek wisata Kawah Putih. Dari pintu gerbang, kita masih harus melewati jalan menanjak sepanjang 5 km untuk benar-benar sampai di Kawah Putih ini.
Sumber:
http://www.pbase.com/archiaston/kwah_putih
http://atikofianti.wordpress.com/2007/09/28/travelling-kawah-putih-ciwidey/
http://sieztha.wordpress.com/2006/12/05/kawah-putih-ciwidey-jawa-barat/
Diposting oleh jalanjalanyuk di 10.45
Selasa, 02 Juni 2009
Menikmati Sejarah dan Arsitektur Gedung Sate
11 komentar
Tempat yang anda wajib kunjungi apabila anda mengunjungi Kota Bandung, tentu saja adalah ikon dari kota kembang ini! Gedung Sate, siapa pun pasti tahu tempat bersejarah yang terletak di pusat Kota Bandung ini. Gedung Sate yang juga menjadi kantor pemerintahan Gubernur Jawa Barat memiliki daya tarik tersendiri sehingga hampir semua wisatawan yang datang ke Kota Bandung dipastikan berpose di depan gedung ini. Pesona Gedung Sate memang terlalu sayang apabila dilewatkan, karena selain indah, gedung ini merupakan salah satu bangunan top arsitektur Indonesia. Selain itu, daya tarik sejarah yang terekam di setiap sudut gedung itu bisa menjadi suatu pengalaman wisata sejarah bagi siapa saja yang masuk ke dalamnya.
Dahulu, Gedung Sate dirancang oleh arsitek Belanda Ir. J. Gerber dari Jawatan Gedung-gedung Negara (landsgebouwendients), dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari: Kol. Genie (Purn.) V.L. Slor dari Genie Militair, Ir. E.H. De Roo dan Ir. G. Hendriks yang mewakili Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang dan Gemeentelijk Bouwbedriff (Perusahaan bangunan Kotapraja) Bandung. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nona Johanna Catherina Coops, putri sulung Walikota Bandung B. Coops yang didampingi Nona Petronella Roeslofsen yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia pada tanggal 27 Juli 1920.
Bangunan yang selesai dibangun pada 1942 ini dinamakan Gedung Sate karena sebuah ornamen yang terlihat seperti tusuk sate di puncak menara utamanya. Mengadopsi gaya arsitektur era Renaissance Italia, Gedung Sate dinilai memiliki rancangan yang beda dari yang lain pada zamannya. Misalnya saja, pada bagian tengah terdapat menara bertingkat yang mirip dengan atap meru atau pagoda yang jarang dijumpai pada bangunan lain ketika itu. Seperti gedung-gedung lain yang dibangun pada masa itu, Gedung Sate juga memiliki sifat-sifat simetris, dimana sayap kiri dan sayap kanan Gedung Sate sama persis. Ornamen-ornamen yang menghiasi gedung ini juga sangat berciri era Renaissance Italia yang terlihat pada lengkung-lengkungnya yang teratur dan berulang-ulang, jendela-jendela berukuran besar, serta atapnya yang menjulang tinggi.
Ruang depan
Memasuki Gedung Sate dari pintu utamanya, anda akan disambut oleh seperangkat alat musik gamelan Sunda yang tertata apik di depan ruangan yang biasa digunakan untuk menerima tamu kenegaraan. Sayap kanan dan kiri Gedung Sate yang sama persis dibiarkan kosong, hanya pada saat acara tertentu saja, arena tersebut digunakan. Di lantai dua, terdapat ruang kantor Gubernur Jawa Barat beserta wakilnya dan juga ruang sekretaris pribadi gubernur.
Ruangan di sayap kiri Gd. Sate
Ruangan Gubernur
Gedung yang sehari-harinya digunakan sebagai kantor pemerintahan ini lebih terlihat seperti museum daripada kantor. Di beberapa dindingnya, terpajang lukisan-lukisan kuno, seperti lukisan Gedung Sate zaman dulu, lukisan Sultan Agung Tirtayasa, dan lainnya. Di lantai tiga, ada sebuah museum mini yang berisikan benda-benda tua yang dulunya terpajang di Gedung Sate, juga ada foto-foto para pejabat tinggi zaman dulu dan foto para pendiri Gedung Sate. Suasana dalam museum tersebut cukup lembab dengan cahaya yang temaram karena jarang dikunjungi. Museum ini biasanya hanya diperuntukkan bagi tamu-tamu kenegaraan. Naik ke tingkat selanjutnya, kita diajak untuk melihat pemandangan kota Bandung dari teras terbuka di lantai empat. Dari sini kita bisa melihat hamparan kota Bandung dan segala bangunan yang berdiri di sekeliling Gedung Sate, termasuk Monumen Perjuangan yang tepat berdiri di seberang lapangan Gasibu depan Gedung Sate. Dahulu, ketika pemerintahan berada di tangan Belanda, semua bangunan tinggi di Kota Bandung tidak diizinkan melebihi tinggi menara Gedung Sate.
Museum
Pemandangan dari puncak Gd. Sate
Di puncak menara Gedung Sate, terdapat sebuah ruangan kaca yang biasa digunakan untuk menjamu tamu kenegaraan. Berada di ruangan ini, mata kita juga dimanjakan dengan pemandangan kota Bandung. Di dalamnya, selain terdapat kursi-kursi, juga terdapat bel tua yang dulunya diletakkan di halaman Gedung Sate. Dulu, saat akan terjadi perang, maka bel ini akan dibunyikan untuk memberi tanda bagi warga di penjuru kota. Tetapi, sekarang bel tersebut hanya dibunyikan setiap tanggal 10 November untuk memperingati hari pahlawan.
Ruangan di puncak Gedung Sate
Gedung Sate memang tidak dibuka untuk umum, tetapi jika anda ingin menikmati pengalaman berkeliling Gedung Sate, anda bisa saja datang pada hari libur karena pada hari biasa, anda hanya akan menjumpai aktivitas kantor pemerintahan. Karena tidak dibuka untuk umum, maka jika anada ingin masuk ke dalamnya, anda tinggal meminta izin pada petugas keamanan atau humas yang bertugas. Biasanya, petuhas keamanan akan bersedia mengantarkan anda berkeliling Gedung Sate hingga ke menara puncaknya. Petugas tersebut juga akan menceritakan pada anda seluk beluk Gedung Sate. Penasaran untuk menjelajah Gedung Sate sendiri? Atau penasaran dengan sejarah Gedung yang menjadi ikon Kota Kembang ini? Maka telusuri sendiri setiap sudut Gedung Sate ketika anda mengunjungi Kota Bandung dan rasakan pengalaman wisata sejarah yang tak terlupakan!
Diposting oleh jalanjalanyuk di 19.00
Label: Bandung, Gedung Sate, Wisata Sejarah
Berkuda di Lembang
11 komentar
Selain wisata belanja dan sejarah, Bandung juga menawarkan wisata petualangan. Salah satunya bisa anda rasakan di De Ranch. De Ranch merupakan sebuah objek wisata yang menawarkan suasana jaman koboi.
Dengan membayar uang masuk sebesar Rp 5.000,00, kita dapat masuk ke arena De Ranch ini dan menukarkan tiketnya dengan welcome drink berupa susu segar dingin dengan rasa coklat, strawberry, atau rasa asli. Bangunan di De Ranch ini pun didesain khusus seperti bar-bar pada jaman koboi yaitu dengan menggunakan dinding dan lantai kayu.
Objek wisata yang terletak di Jalan Maribaya, Lembang ini memiliki beberapa permainan yang menjadi daya tarik tersendiri seperti flying fox, kereta kuda, ATV, dan berkuda. Arena bermain anak dan arena bersepeda juga disediakan di sini untuk sang buah hati.
arena bersepeda
kostum koboi
Untuk bermain flying fox, berkuda, rakit, dan yang lain, anda cukup membayar Rp 15.000,00 di setiap jenis permainannya. Tak perlu takut untuk menunggang kuda, karena anda akan dikawal oleh jokey untuk mengawal setiap pengunjung yang ingin menunggang kuda. Yang menarik, sebelum menunggang kuda, anda akan dipinjami topi dan rompi ala koboi. Sedangkan untuk fasilitas baru yaitu bermain delman atau kereta kuda, pengunjung cukup membayar Rp 25.000 sampai Rp 30.000.
Di tengah arena De Ranch ini terdapat padang rumput tempat beberapa kuda dilepaskan untuk merupmput. Suasana seperti inilah yang membuat De Ranch terasa seperti di peternakan kuda. Suasana sejuk di De Ranch memang membuat perut menjadi lapar. Namun tak perlu khawatir karena di sini pun disediakan berbagai jenis makanan, seperti spaghetti, sosis bakar, ketan bakar, jagung bakar, dan nasi timbel.
Untuk sampai ke De Ranch dari arah Bandung, sangatlah mudah. Setelah melewati perempatan pasar lembang, ambil jalan kea rah Maribaya atau terus saja dari perempatan. Sekitar 400 meter dari perempatan, maka anda akan menemukan De Ranch ini. De Ranch beroperasi dari pukul 08.00 sampai 18.00 WIB.
Minggu Pagi di Gasibu
3 komentarBagi Anda warga kota Bandung pasti tak asing lagi dengan hadirnya pasar kaget di Lapangan Gasibu Bandung. Pasar kaget terbesar di Bandung ini hanya ada hari Minggu dari pukul 06.00 – 12.00 WIB. Pasar kaget ini selalu ramai dikunjungi masyarakat. Ada yang sengaja datang untuk melihat-lihat sambil menikmati suasana pagi hari di Gasibu dan tidak sedikit yang memang berniat untuk berbelanja di sini. Barang-barang yang dijual pun beragam. Mulai dari sayuran, hewan peliharaan, tas, pakaian, bahkan alat-alat elektronik pun dapat dijumpai di pasar ini.
Untuk para pecinta kuliner, pasar kaget Gasibu merupakan surganya makanan khas kaki lima. Di sini tersedia berbagai macam jajanan dan makanan. Jenis makanan yang dapat menjadi pilihan antara lain: nasi tim ayam, bubur ayam, sate ayam, nasi bakar, nasi timbel, mie kocok, dan nasi goreng. Jajanan yang tersedia di sini pun beragam seperti, cireng isi, es durian, cakue, lumpia basah, serabi, dan telur bebek panggang. Jadi, jika Anda datang ke sini dan belum sempat sarapan, Anda tidak perlu khawatir karena Anda dapat menikmati berbagai macam makanan yang dijual di sini.
Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, dari Rp1.000,00 sampai Rp15.000,00. Seporsi nasi bakar dapat kita nikmati dengan harga Rp7.500,00 per porsi. Nasi timbel dapat Anda nikmati dengan harga Rp12.500,00 per porsi. Jika Anda penggemar mie kocok yang biasa berjualan di Jalan Hasan, Anda juga bisa menikmatinya di Gasibu dengan membayar Rp7.500,00 per porsi. Telur bebek angsa panggang dengan harga Rp2.500,00 per butir bisa Anda jadikan oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Jadi, jika Anda bingung mengisi Minggu pagi Anda, pasar kaget Gasibu bisa menjadi alternatif tujuan Anda.
Diposting oleh jalanjalanyuk di 18.56
Label: Bandung, gasibu, wisata belanja
Wisata Alam Tahura Ir. H. Djuanda
3 komentar
Bosan dengan suasana kota yang ramai dan sumpek di akhir minggu? Anda pastinya akan mencari suasana yang berbeda dengan hari kerja. Suasana pegunungan ynag tenang dan sejuk mungkin menjadi pilihan sebagian besar dari anda. Nah, jika anda berkesempatan ke Kota Bandung pada akhir minggu dan mendambakan suasana seperti itu, maka datanglah ke Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda.
Tahura yang dikonsepkan menjadi daerah konservasi alam ini berada sekitar ± 7 km di sebelah utara Kota Bandung. Tahura terhampar luas mulai dari kawasan Dago Pakar hingga kawasan Lembang dan Maribaya. Sesuai dengan namanya, Tahura ini memberikan efek yang sama ketika kita berada di Kebun Raya Bogor, yang berbeda adalah pohon-pohon di Tahura tidak sebesar-besar di Kebun Raya Bogor. Di Tahura kita juga akan menjumpai beberapa tempat yang memberikan pengalaman berbeda-beda, karena kita bisa menjumpai arena bermain, gua, hingga air terjun. Jika diurut dari awal, tempat-tempat yang bisa kita kunjungi di taman hutan seluas ± 600 hektare ini, yaitu Curug Dago dan batu prasasti kerajaan Thailand, panggung terbuka, kolam PLTA Bengkok, monumen Ir. H. Djuanda dan pusat informasi (museum mini) tahura, taman bermain, Goa Jepang, Goa Belanda, Curug Lalay, Curug Omas Maribaya, Panorama Alam Hutan Raya, jogging track ke Maribaya, dan Patahan Lembang.
Tempat yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan biasanya adalah Goa Jepang dan Goa Belanda, karena cukup dekat dijangkau dengan berjalan kaki. Goa Jepang berada sejauh ± 600 meter dari pintu masuk Dago Pakar. Goa buatan yang dibangun pada tahun 1942 ini cukup unik karena memiliki empat pintu yang saling terhubung di dalam kecuali pada pintu kedua yang dimaksudkan sebagai pintu pengecoh. Goa milik Jepang ini dulunya dibangun oleh orang-orang Indonesia yang menjadi romusha Jepang. Goa sepanjang ± 70 meter ke dalam ini difungsikan sebagai tempat perlindungan sekaligus pusat pertahanan Jepang di Bandung utara. Di dalamnya, terdapat empat buah kamar yang dulunya dipakai istirahat panglima tentara Jepang. Untuk menelusuri ke dalam Goa ini, anda biasanya akan diminta menyewa sebuah senter seharga tiga ribu rupiah dan anda juga akan dipandu oleh pemandu. Walaupun gelap, Goa Jepang tidak terkesan angker karena Goa ini cukup bersih dan ramai dimasuki pengunjung.
Setelah menjelajah Goa Jepang, empat ratus meter selanjutnya anada akan bertemu dengan Goa Belanda. Goa Belanda berukuran lebih luas dari pada Goa Jepang. Goa peninggalan Belanda yang dibangun pada 1941 ini dulu digunakan sebagai terowongan PLTA Bengkok. Kawasan Dago Pakar dianggap sangat menarik, karena selain kawasannya yang terlindung, tempat ini juga dekat dengan pusat Kota Bandung. Makanya, pada awal perang dunia II tahun 1941, Militer Hindia Belanda membangun stasiun radio telekomunikasi. Bangunan itu berupa jaringan goa di dalam perbukitan batu pasir tufaan. Saat perang memuncak, goa ini berfungsi sebagai pusat komunikasi rahasia tentara Belanda, sedangkan pada masa kemerdekaan dimanfaatkan sebagai gudang mesiu.
Goa Belanda
Lokasi selanjutnya, yakni Curug Lalay, Curug Omas, dan patahan Lembang, lokasinya cukup jauh sehingga dibutuhkan kendaraan untuk mencapainya. Jika anda penasaran, tetapi tidak punya kendaraan sendiri, anda bisa naik ojek dengan ongkos Rp 20.000 bisa ditawar. Curug Lalay dan Curug Omas Maribaya kedua-duanya mengalir di Sungai Cikapundung. Namun, jika anda ingin sedikit berkeringat dan menyukai tantangan, maka disini juga tersedia jogging track untuk anda hingga ke Maribaya.
Jangan lupa, jika anda ingin mengetahui lebih jauh dengan Tahura Ir. H. Djuanda, anda dapat mengunungi pusat informasinya. Disana, terdapat museum mini yang berisi sedikit kilasan sejarah Ir. H. Djuanda yang tergambar pada foto-fotonya dan beberapa peninggalan penghargaan dan medali milik beliau. Selain itu, juga terdapat profil flora dan fauna yang ada di Tahura. Di sebelah luar pusat informasi, kita akan diajak melihat patung Ir. H. Djuanda, sang Perdana Menteri pertama Republik Indonesia yang namanya diabadikan sebagai nama Taman Hutan Raya di kawasan Dago Pakar ini.
Monumen Ir. H. Djuanda
Museum
Selanjutnya, Tahura juga akan mengembangkan fasilitas berupa penginapan dan konsep family outbond. Jadi, jika suatu anda dan keluarga mencari tempat yang tenang untuk refreshing, Tahura dapat menjadi alternatif utama.
Aksesibilitas menuju tempat ini cukup mudah. Karena ukurannya yang luas, kawasan ini memeiliki beberapa akses masuk, yaitu pintu masuk utama di Dago Pakar, pintu masuk Kolam Pakar di PLN Ciburial, dan pintu masuk Maribaya di Lembang. Semua jenis kendaraan dapat mencapai pintu gerbang dengan kondisi jalan beraspal hotmix yang cukup baik. Tetapi, apabila anda memilih untuk naik kendaraan umum, maka pilihlah angkot yang menuju terminal Dago. Setelah berhenti di terminal Dago, anda bisa memilih untuk berjalan kaki sejauh ± 3 km atau naik ojek seharga Rp 5.000. Selanjutnya, anda akan dikenai ongkos masuk sebesar Rp 8.000 per kepala dan suasana hutan pinus yang sejuk akan menyambut anda!
Diposting oleh jalanjalanyuk di 17.31
Label: Bandung, Dago Pakar, Ir. H. Djuanda, Taman Hutan Raya, wisata alam